Tentang blue
ekonomi
- Suatu proses dimana semua bahan baku berikut proses produksi berasal dari alam semesta dan mengikuti cara alam bekerja.
- Model Ekonomi kedepan akan memperhitungkan keuntungan dan srategi inovasi dengan mengikuti kondisi alam.
- Ekonomi Biru merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang telah kurang baik dan menciptakan lebih banyak kegiatan dalam bentuk model yang Sustainable.
- Memberikan solusi terbaik dengan cara mentransfer ekonmi dan mengahaslkan komunitas untuk masa yang akan datang sehingga akan lebih baik.
Konsep
Ekonomi BIru dikembangkan untuk menjawab tantangan, bahwa sistem ekonomi dunia
cenderung ekploitatif dan merusak lingkungan: selain karena limbah, kerusakan
alam disebabkan oleh eksploitasi melebihi kapasitas atau daya dukung alam.
Belakangan, ada
beberapa istilah lingkungan yang mungkin saat ini sudah sering didengar oleh
masyarakat, Green Economy misalnya adalah salah satu istilah yang cukup populer
sekarang. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh Dunia. Green Economy
sendiri artinya pemanfaatan ekonomi yang lebih ramah lingkungan atau
sederhananya tidak merusak lingkungan.
Tidak hanya istilah Green Economy, kemudian muncul juga istilah Blue Economy yang sering diasumsikan sebagai penerapan green economy namun berlaku di lingkungan laut dan perikanan. Namun ternyata asumsi tersebut salah kaprah karena penerapan blue economy sendiri bertujuan untuk menciptakan industri kelautan dan perikanan meningkat dari segi pendapatan dan kontribusi bagi negara namun juga tetap memperhatikan bagaimana keberlanjutan sumber daya alam kelautan dan perikanan misalnya dengan menekan aktivitas illegal fishing.
Adapun kata kunci dalam pelaksanaan blue economy adalah kepedulian sosial (sosial inclusiveness), efesiensi sumber daya alam, dan sistem produksi tanpa menyisakan limbah. Aspek inovasi teknologi menjadi penting peranannya dalam perubahan ini. Dengan adanya konsepsi ini, Indonesia harus mengubah dan mengganti setiap industri kelautan dan perikanannya menjadi zero waste (nol limbah) dan itu tentu saja membutuhkan inovasi teknologi kelautan dan perikanan yang maju.
Namun demikian penerapan konsep ini tidak bisa lepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan hal penting bagi kemajuan bangsa, sehingga pengembangan dan pengkayaan ilmu pengetahuan perlu mengadopsi cara pandang baru yakni education for sustainable development within blue economy. Pasalnya, di dalam penerapan konsep blue economy memang dibutuhkan dukungan pengetahuan dan teknologi (cutting-edge innovations).
Indonesia cukup menunjukkan keseriusannya dalam menerapkan konsep blue economy. Pasalnya kongres blue economy ke-9 tahun ini sedang diselenggarakan di Surabaya, Indonesia tanggal 13 – 15 April 2015, pekan ini. Kongres ini merupakan kelanjutan dari konggres di Madrid Spanyol pada Tahun 2013 lLU. Konggres ke-9 ini diselenggarakan oleh The Blue Economy Foundation.
The Blue Economy Foundation bertujuan untuk mempercepat realisasi keterlibatan masyarakat dengan memanfaatkan Corporate Social Responsibility (CSR) pihak industri yang mengelola sumber daya alam, seperti ditetapkan oleh Undang-undang No. 47 tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2012.
Tidak hanya istilah Green Economy, kemudian muncul juga istilah Blue Economy yang sering diasumsikan sebagai penerapan green economy namun berlaku di lingkungan laut dan perikanan. Namun ternyata asumsi tersebut salah kaprah karena penerapan blue economy sendiri bertujuan untuk menciptakan industri kelautan dan perikanan meningkat dari segi pendapatan dan kontribusi bagi negara namun juga tetap memperhatikan bagaimana keberlanjutan sumber daya alam kelautan dan perikanan misalnya dengan menekan aktivitas illegal fishing.
Adapun kata kunci dalam pelaksanaan blue economy adalah kepedulian sosial (sosial inclusiveness), efesiensi sumber daya alam, dan sistem produksi tanpa menyisakan limbah. Aspek inovasi teknologi menjadi penting peranannya dalam perubahan ini. Dengan adanya konsepsi ini, Indonesia harus mengubah dan mengganti setiap industri kelautan dan perikanannya menjadi zero waste (nol limbah) dan itu tentu saja membutuhkan inovasi teknologi kelautan dan perikanan yang maju.
Namun demikian penerapan konsep ini tidak bisa lepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan hal penting bagi kemajuan bangsa, sehingga pengembangan dan pengkayaan ilmu pengetahuan perlu mengadopsi cara pandang baru yakni education for sustainable development within blue economy. Pasalnya, di dalam penerapan konsep blue economy memang dibutuhkan dukungan pengetahuan dan teknologi (cutting-edge innovations).
Indonesia cukup menunjukkan keseriusannya dalam menerapkan konsep blue economy. Pasalnya kongres blue economy ke-9 tahun ini sedang diselenggarakan di Surabaya, Indonesia tanggal 13 – 15 April 2015, pekan ini. Kongres ini merupakan kelanjutan dari konggres di Madrid Spanyol pada Tahun 2013 lLU. Konggres ke-9 ini diselenggarakan oleh The Blue Economy Foundation.
The Blue Economy Foundation bertujuan untuk mempercepat realisasi keterlibatan masyarakat dengan memanfaatkan Corporate Social Responsibility (CSR) pihak industri yang mengelola sumber daya alam, seperti ditetapkan oleh Undang-undang No. 47 tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar